CITRA INDIVIDU DAN KELUARGA MENCIPTAKAN NILAI DALAM
TATA MASYARAKAT
OLEH :
NAMA : EGGI
ALAM PERSADA
KELAS : 1KA33
NPM :
12111334
UNIVERSITAS GUNADARMA
Mata Kuliah
: Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Muhammad
Burhan Amin
Topik Makalah
citra
individu dan keluarga
Menciptakan tata NILAI dalam masyarakat
Kelas : 1-KA33
Tanggal
Penyerahan Makalah : 15 Juni 2012
Tanggal Upload Makalah : 16 Juni
2012
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan
dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari
tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat
nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M
|
Nama
Lengkap
|
Tanda
Tangan
|
12111334
|
Eggi Alam Persada
|
|
Program Sarjana Sistem Informasi
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan topik “Citra Individu dan Keluarga Menciptakan Tata Nilai
Dalam Masyarakat ”. Shalawat serta salam kita senantiasa curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat.
Dalam makalah ini, penyusun mencoba
memaparkan bagaimana pentingnya nilai- nilai dalam masyarakat . Kontribusi apa
yang harus diberikan oleh pemerintah dan masyarakat sehingga kebudayaan bamgsa
ini dapat terus terpelihara dan dikenal oleh masyarakat dunia.
Makalah ini mungkin masih banyak
kekurangan baik dari segi tulisan maupun materi. Untuk itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun senantiasa penyusun terima dengan hati terbuka. Semoga
tulisan dari makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.
Akhir kata penyusun mengucapkan
terima kasih kepada segenap rekan semua yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita semua.
Bekasi, Juni 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Pernyataan………..............................................................................
i
Kata
Pengantar…………....................................................................
ii
Daftar
Isi….......................................................................................
iii
Bab 1
Pendahuluan……..............................................................................
1
1.Latar
Belakang...............................................................................
1
2.Tujuan..........................................................................................
1
3.Sasaran.........................................................................................
2
Bab 2
Permasalahan..........................................................................
3
1.Kekuatan.......................................................................................
4
2.Kelemahan....................................................................................
4
3.Peluang.........................................................................................
5
4.Tantangan/Hambatan....................................................................
5
Bab 3 Kesimpulan dan
Rekomendasi................................................
6
1.Kesimpulan................................................................................
6
2.Rekomendasi...............................................................................
6
3.Referensi....................................................................................
7
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang.
Nilai dan norma dalam kehidupan
masyarakat yaitu dalam kehidupan sehari-hari manusia dalam berinteraksi dipandu
oleh nilai-nilai dan dibatasi oleh norma-norma dalam kehidupan social. Norma
dan nilai pada awalnya lahir tidak disengaja , karena kebutuhan manusia sebagai
makluk social dan harus berinteraksi dengan yang lain menuntut adanya suatu
pedoman, pedoman itu lama kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar.
Nilai-nilai sosial memiliki fungsi
umum dalam masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat
alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain
itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam
memenuhi peranan-peranan
sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan
sesuai dengan peranannya. Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan
akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai
sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat.
Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai
sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan
daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai
yang dianutnya.
Untuk menentukan sesuatu itu
dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses
menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran
apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan
tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai
persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan.
Sementara pada masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan
karena dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang
turun-temurun.
I.2. Tujuan.
Tujuan penyusunan makalah ini yaitu
:
Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar.
Berbagi pengetahuan mengenai
kebudayaan di Indonesia.
Agar mahasiswa mampu untuk bercitra
dalam masyarakat.
Menyadarkan mahasiswa untuk
mengikuti kegiatan kemasyarakatan.
Agar dapat menyelesaikan tugas yang
di berikan.
Mampu menjalin dan menjaga tali
persaudaraan dan kerjasama antar masyarakat
Saling memiliki citra masyarakat
masing – masing.
I.3. Sasaran.
Penulisan makalah ini di buat semata
– mata untuk menyuguhkan bagaimana seorang individu dan keluarga dapat saling
mencitrakan diri mereka masing – masing agar dapat menjalin tali persaudaraan
antar sesame penduduk yang nantinya akan sangat berguna bagi para penerus yang
dapat mempelajari dan memahami bagaimana para pendahulu nya itu sendiri
bercitra dalam masyarakat
BAB II
PERMASALAHAN
Individu adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga
aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik
jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi
kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama
menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk
terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat
Dalam hal ini individu bisa
dikatakan sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek
yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dalam
perkembangannya menjadi ‘manusia’, sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko,
individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi inilah
yang membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya tersebut.
Individu tidak akan jelas
identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yng menjadi latar belakang
keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk
membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai
dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah
pola pengasuhan anak di dalam keluarga, mengingat salah satu fungsi keluarga
adalah sebagai media transmisi atas nilai, norma dan simbol yang dianut
masyarakat kepada anggotanya yang baru. Di masyarakat terdapat berbagai bentuk
keluarga di mana dalam proses pengorganisasiannya mempunyai latar belakang
maksud dan tujuannya sendiri. Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena
yang tetap melainkan sebuah fenomena yang berubah, karena di dalam pranata
keluarga ini terjadi sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan
dikhawatirkan akan meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan
yang lain apa pun krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.
Manusia sebagai individu salalu
berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk
menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya
pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan
pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Analisa SWOT
II.1. Strenghts (Kekuatan)
Kebudayaan Indonesia mempunyai ciri
khas di tiap daerahnya.
Ciri khas tersebut dapat menarik
minat masyarakat sehingga bisa lebih mencintai budaya
sendiri seperti batik Pekalongan
mempunyai ciri khas tersendiri dengan kehalusan
batiknya.
Keanekaragaman budaya lokal yang ada
di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman
budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke aset
yang tidak dapat disamakan dengan
budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki
Indonesia berbeda-beda pada setiap
daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya,
seperti rumah adat, pakaian adat,
tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut.
Cara
Cara ini menunjuk pada bentuk
perbuatan,cara ini lebih tampak menonjol dalam hubungan antar individudalam
masyrakat. Pelanggaran atau penyimpangan terhadap usage tidak menimbulkan
sanksi hukum yang berat tapi hanya sekedar celaan, cemohoon, sindiran, ejekan
dsb.
Tata kelakuan
Kebiasaan yang diterima sebagai
norma pengatur, atau pengawas secara sadar maupun tidak sadar oleh masyarakat
terhadap anggota-anggotanya.
Adap-istiadat
Tata kelakuan yang kekal serta kuat
integrasinya dengan pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang
melanggaradat-istiadat akan mendapat sanksi keras yang terkadang secara tidak
langsung diperlukan.
II.2. Weakness(Kelemahan)
Seringnya terjadi interaksi
negatif antar-budaya/kelompok masyarakat tertentu, konflik
antar-suku/etnis, efek negatif globalisasi dan maraknya aksi teror dapat
memudarkan jati diri budaya bangsa.
Keterbatasan sarana dan prasarana
kesenian; menurunnya minat masyarakat dalam menonton kegiatan seni-budaya
; terjadinya pembajakan karya seni dan budaya dapat menghambat dan
memudarkan potensi budaya lokal.
Masih maraknya kasus pencurian benda
cagar budaya dan situs; serta tidak terawatnya bangunan bersejarah. Hal
tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya apresiasi, pemahaman, komitmen,
dan kesadaran tentang arti pentingnya warisan budaya dengan berbagai
kandungan nilai-nilai luhurnya.
Kurangnya sumber daya manusia yang
bergerak di bidang pariwisata dan budaya. Belum optimalnya
hasil penelitian dan pengembangan kebudayaan ; terbatasnya dukungan
peraturan perundangan kebudayaan ; serta belum optimalnya
kerjasama antarpihak, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
II.3. Opportunities(Peluang)
Sebagai sarana edukasi dan rekreasi
yang dapat mengihlami berkembangnyaindustri budaya yang memiliki nilai ekonomi
yang berkelanjutan.
Pemerintah harus mampu menggandeng
semua pihak untuk meningkatkan kepariwisataan dan kebudayaan, meningkatkan
kemampuan pengelolaan informasi pariwisata dengan memanfaatkan internet
sebagai ajang promosi dan pemasaran.
Pemerintah juga harus
meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan transportasi darat, laut, dan
udara yang memadai serta kondisi keamanan yang kondusif sehingga wisatawan
merasa nyaman dan aman berada di daerah wisata. Semakin banyak orang yang
berwisata, maka dengan sendirinya sumber daya manusia yang bergerak di bidang
pariwisata dan budaya akan meningkat.
Produk dalam negeri yang sekaligus
mempromosikan budaya nasional di Indonesia.
Hubungan yang baik antara Indonesia
dengan budaya luar.
Berkembangnya multimedia
Dengan perkembangan multimedia di
jaman yang modern ini dapat memberikan peluang untuk masyarakat dalam
mencitrakan suatu masyarakat itu sendiri
II.4. Threats (Tantangan/hambatan)
Tantangan kita ke depan itu
memanfaatkan peran media
Untuk memelihara dan
melestarikan nilai-nilai tradisi luhur seperti, cinta tanah air,
nilai solidaritas sosial, dan keramahtamahan yang menjadi identitas
budaya yang berfungsi sebagai perekat persatuan bangsa dalam segenap
aspek kehidupan masyarakat.
Perpecahan di dalam
masyarakat itu sendiri
Sering terjadi dalam suatu
masyarakat yang sedang membangun citra mereka mengalami perbedaan pendapat
sehingga hal ini dapat merusak citra masyrakat itu sendiri
Relatif minimnya filterisasi
terhadap budaya
Dalam suatu budaya itu penting
sekali untuk melakukan feltirisasi dengan baik sehingga pencitraan dalam
gagasan budaya itu tidak di salah artikan oleh suatu masyarakat
Banyaknya situs-situs dan
benda-benda cagar budaya yang dirusak
Jika hal ini telah terjadi pada
suatu masyarakat maka pencitraan suatu masyarakat akan berkutang dan penurunan
citra masyarakat itu di mata dunia
Budaya asing dianggap oleh para
pemuda zaman lebih modern atau disebut lagi terkenal bahkan sekarang budaya
nasional sendiri terlupakan dan ditinggalkan..
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
III.1. Kesimpulan.
Aspek individu, keluarga, masyarakat
dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya
mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga,
masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak
lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu
membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat
mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan
kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai
potensinya sebagai manusia.
Aspek individu, keluarga, dan
masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya
mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga,
masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak
lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu
membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat
mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan
kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai
potensinya sebagai manusia. Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai
individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah
individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga
pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka
mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat
merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat,
individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya.
III.2. Rekomendasi
Menghargai budaya negara kita
Mempraktekkanya dalam kehidupan
sehari-hari
Menjaga hubungan baik antara
pemerintah dan masyarakat.
Memanfaatkan teknologi informasi
untuk mendukung budaya kita.
Peningkatan sosialisasi dan
apresiasi kebudayaan kepada masyarakat melalui media maupun kegiatan nyata
dalam bentuk pesta budaya yang teragendakan
Pertumbuhan usaha jasa parawisata
domestik dan mancanegara menjadikan sumber devisa bagi negara untuk itu perlu
ditunjang dengan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana
Peningkatan kemampuan sumber daya
manusia melalui pelatihan yang berjenjang dan berkelanjutan
Referensi